Puluhan purnama, sampai tahun yang ketiga, aku terbiasa melihat orang disekitarku berjatuhan tanpa daya. Sebagai tenaga kesehatan yang telah memakai pelindung setangguh apapun, partikel pandemic berukuran sekian nanometer tersebut benar-benar mampu mengambil kesempatan kala sedang lengah. Datang perlahan tanpa aba-aba, serupa udara yang kau hirup namun tak pernah kau temukan wujudnya. Ingat, yang tenang bukan berarti tak bisa menghancurkan. Pada akhirnya pilihan terakhir kita hanya bertahan, atau menghilang hingga tak bisa lagi untuk ditemukan.
Untuk pertama kalinya semesta berkata, sekarang adalah giliranku.
(Dokumen Pribadi) Saya bersama rekan sedang melaksanakan kegiatan tracing swab Antigen. Saya sebagai swabber. Hehehehe. |
Sore hari itu berjalan tenang, seperti nyanyian semesta yang selalu sempurna. Berjalan menyusuri tangga halte transjakarta yang membawa pulang ke rumah, bakso malang seberang Grand Indonesia, kopi susu dingin favorit yang membuat tak ingin beranjak, wangi mendoan hangat yang tertinggal di pakaian yang dikenakan. Namun ternyata sesuatu yang tidak biasa terjadi pada tengah malamnya.
Tenggorokan saya mulai nyeri, semacam radang kalau bahasa awamnya. Saya bergegas meminum air putih hangat dan mulai menyeduh stok kemasan teh jahe instant yang kumiliki. Berharap radang tersebut segera hilang. Kemudian keesokan harinya malah muncul demam, saya merasa kedinginan dan menggigil.
Apakah saya ada firasat yang tidak baik sebenarnya ? Jelas Ada. Saya seorang dokter yang sehari-harinya bisa mengeswab puluhan sampai ratusan pasien. Belum lagi saat alat kapas bertangkainya saya masukkan ke dalam lubang hidung, pasiennya kadangkala membatukkan/bersin tepat ke arah saya. Tapi mau bagaimana lagi. Begitulah tantangan dari profesi ini. Saya juga yakin kok tidak ada pekerjaan yang tidak memiliki tantangan hehehehe.
Dua hari sudah berlangsung selama saya jatuh sakit. Semua pekerjaan di klinik di handle oleh dokter lain teman sejawat saya. Akhirnya saya memutuskan langsung untuk melakukan test PCR tanpa swab Antigen terlebih dahulu. Ya karena toh gejala saya sudah mirip Covid-19, ditambah lagi memiliki kontak sehari-hari dengan pasien Covid-19. Buat apa saya swab Antigen dulu, nanti malah double bayar. Bener kan?
Sekitar 19 jam setelah melakukan test PCR, hasilnya pun keluar. Hehehehe pas subuh saya lagi terkantuk-kantuk membuka hasilnya yang dikirim via Email ke saya.
Deg..deg..deg..
Thadaaa hasilnyaaaa positif! Kaget ga? Tidak terlalu. Hehehehe. Sudah ada feeling kuat sebelumnya, jadi sudah cenderung tidak terlalu besar lagi rasa kagetnya.
Baik. Saya cantumkan langkah-langkah setelah PCR positif ya, barangkali para pembaca ada mengalami hal yang sama apalagi kita sedang mengalami gejolak pandemi gelombang 3. Mari kita berbagi informasi.
1. Kabari Orang Terdekat
Jika kamu tinggal dengan orang serumah kamu, mereka sudah memiliki history kontak erat dengan kamu. Kabari mereka jika kamu harus tinggal di ruangan yang terpisah dengan mereka dan agar mereka segera mengecek status Covid-19 mereka juga. Minimal mereka segera melakukan swab antigen ya. Mereka juga akan harus memberi perhatian ekstra terhadap kamu yang telah terkonfirmasi positif Covid-19, jadi segera beritahu mereka.
2. Cek Peduli Lindungi
Pastikan hasil PCR kamu sudah masuk ke aplikasi PeduliLindungi yang disinyalir oleh kemenkominfo. Kamu hanya akan bisa menebus obat Paket Isoman dari Kemenkes jika hasil PCR kamu sudah masuk ke PeduliLindungi. Itu sebabnya sangat perlu untuk melaksanakan test PCR di tempat-tempat yang kredibel. Dalam hal ini artinya dia bisa menginput hasil labnya ke PeduliLindungi dan dia bisa dihubungi jika mana hasil Lab PCR nya terkendala dan belum available di aplikasi PeduliLindungi.
Saya melakukan PCR di Laboratorium QuickTest di Apartemen saya. Tempat itu terjamin berafiliasi dengan PeduliLindungi. Mereka juga memiliki nomor customer service untuk dihubungi sewaktu-waktu terkait hasil pemeriksaan mereka.
3. Konsultasi Telemedicine
Kamu bisa melakukan konsultasi secara online dengan dokter pilihan kamu. Kalau sudah terkonfirmasi PCR positif, tidak disarankan untuk pergi meninggalkan rumah ya, baiknya kamu melakukan konsultasi online terlebih dahulu. Selama konsultasi online, pihak dokter akan menilai apakah kamu perlu perawatan lebih lanjut ke rumah sakit atau cukup melakukan isolasi mandiri di rumah saja.
Ada banyak pilihan platform telemedicine yang bisa kamu gunakan sebagai pasien Covid-19. Kalau saya kemarin menggunakan platform Halodoc. Harganya Rp. 25.000,- per setengah jam konsultasi. Dan kemarin pas saya konsul sedang ada diskon hihihi jadi saya kemarin cukup bayar Rp. 10.000,- saja.
Contoh resep online yang akan kalian dapatkan pasca konsultasi telemedicine. Maaf hal-hal yang penting akan saya coret ya sebisa mungkin untuk menghindari penyalahgunaan. (Dokumentasi Pribadi) |
Kalian akan mendapat resep sesuai dengan penyakit yang kalian alami ya. Resep tersebut akan kalian gunakan sebagai syarat untuk mendapat paket obat isoman dari kemenkes secara gratis.
4. Upload Resep ke Situs Kemenkes
Sebelum mengupload resep, cek status NIK kamu sebagai Pasien Covid-19 di https://isoman.kemkes.go.id
Lalu, jika kamu sudah terdaftar sebagai pasian Covid-19 di situs tersebut, kamu bisa melakukan penebusan resep. Silahkan kunjungi website https://isoman.kemkes.go.id/tebusresep
Silahkan ikuti langkah-langkah tersebut ya dan silahkan mengisi data dengan jelas dan benar. Isi alamat yang sesuai domisili kamu sekarang. Nanti paket obat akan segera dikirimkan dari Apotek Kimia Farma yang terdekat dengan alamat domisili kamu.
5. Tunggu Obat, Istirahat Cantik
Seperti ini dia kotak paket obat isoman dari kemenkes. Gratis. Cuma pengantarannya agak memakan waktu makanya buruan segera diinput ya resep obatnya. Kotak obatnya agak sedikit lecek dikarenakan pihak apotek pasti kebanjiran orderan terkait situasi pandemi gelombang tiga ini. Tapi kondisi obatnya tetap bagus dan sangat baik. Obatnya juga dilindungi oleh plastik penutup dan terdapat petunjuk pemakaian obatnya di tiap bungkus plastik penutupnya. (Dokumentasi Pribadi) |
Ketika kamu sudah selesai mengikuti langkah-langkah pemesanan obat di situs kemenkes, selanjutnya kamu bisa menunggu nomor resi yang akan segera dikirimkan ke nomor ponsel kamu melalui SMS. Maka saat sedang berada di langkah 4, pastikan kamu mengisi nomor ponsel yang aktif ya.
Setelah mendapat nomor resi segera pantau terus pesanan paket obat isoman kamu dengan tracking resi sesuai jasa ekspedisi yang tercantum di SMS tersebut. Saya kemarin jasa ekspedisinya menggunakan SiCepat. Paket obat ini mungkin baru tiba di rumah masing-masing keesokan harinya. Tergantung kapan kalian mulai mengupload resepnya. Kalau saya sih memang pagi-pagi sekitar jam 8 pagi sudah saya upload ke situs kemenkesnya. Makanya sampai di hari yang sama sekitar jam 10 malam.
Maka dari itu, jika telah mendapat resep kalian bisa langsung membuka situs kemenkesnya untuk menghindari Paket obat terlalu lama sampai. Ingat antivirusnya itu harus segera diminum hihihihi.
Berikut bisa dibaca lagi artikel terkait dengan pengalaman saya yang terkena Covid-19.
Sekian penjelasan saya terkait dengan pengalaman saya saat hasil PCR terkonfirmasi positif Covid-19 kemarin. Jika ada yang ingin ditanyakan maupun disampaikan boleh ditinggalkan di kolom komentar ya kak. Terima Kasihhhh ya!
~~